1). Jenis Bahan
baku
a. Terigu
Terigu merupakan hasil
dari penggilingan biji gandum. Dalam proses pembuatan roti, terigu merupakan
bahan yang harus ada, karena terigu mempunyai komponen yang disebut gluten.
Gluten adalah komponen protein pada terigu yang tidak larut dalam air. Gluten
merupakan bahan yang liat dan kenyal yang mempunyai sifat dapat menahan gas,
sehingga akan menyebabkan roti mengembang, dapat memanjang dan elastis.
Di pasaran, ada tiga
jenis terigu dilihat dari kandungan proteinnya, yaitu terigu protein tinggi,
protein sedang, dan protein rendah.
ü Terigu
protein tinggi (hard flour), mengandung protein minimal 12%, baik digunakan
untuk membuat roti dan mie. Contohnya adalah Cakra Kembar Emas, Kereta Kencana
Emas, Cakra Kembar, Kereta Kencana, Gerbang, Gunung.
ü Terigu
protein sedang (medium flour), mengandung protein 10-11%, baik digunakan untuk
membuat berbagai macam makanan, termasuk roti manis. Contohnya adalah segitiga
Biru/Gunung Bromo, Piramida, Angsa Kembar, dan lain-lain.
ü Terigu
protein rendah (soft flour), mengandung protein maksimal 10%, baik digunakan
untuk membuat cake, biskuit, makanan yang dikukus. Contohnya adalah Kunci Biru,
Roda Biru, Lencana Merah, Semar, Kunci Emas, Lokomotif atau Gatotkaca.
b. Air
Proses pembuatan roti
memerlukan air, baik yang sudah dimasak maupun yang belum dimasak. Fungsi dari
air dalam pembuatan roti adalah :
·
Melarutkan bahan
·
Mengontrol suhu adonan
·
Mengontrol kepadatan adonan
·
Membentuk gluten.
Air
yang baik untuk membuat roti adalah air yang kandungan mineralnya tidak terlalu
banyak. Air yang mengandung kapur akan menyebabkan roti keras, air yang
mengandung besi akan menyebabkan roti menjadi tidak menarik warnanya. Air yang
digunakan untuk proses pembuatan roti boleh air dingin atau air es, maupun air hangat
kuku. Air panas tidak boleh digunakan karena akan menyebabkan ragi tidak aktif
atau mati.
c. Ragi/Yeast
Ragi/Yeast adalah
kelompok mikroorganisme yang dapat menghasilkan gas sehingga adonan
dapatmengembang, menghasilkan asam yang dapat melunakkan gluten, serta
memberikan rasa dan aroma khas pada roti. Mikroorganisme yang digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae. Ada beberapa
jenis ragi, yaitu :
·
Ragi segar/ragi basah (fresh yeast), yaitu
berbentuk padat, penggunaannya dengan cara diremas-remas dan dicampur dalam
adonan.
·
Ragi instan (instant yeast), berbentuk butiran
halus, penggunaannya dicampur bersama bahan kering, kecuali garam
·
Ragi koral (active dry yeast), berbentuk
butiran seperti merica, penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dalam air hangat
(suam-suam kuku)
d. Garam
Garam
berfungsi untuk menimbulkan rasa gurih dan lezat, mengendalikan waktu
fermentasi, dan menambah kekuatan gluten. Garam yang baik digunakan dalam
pembuatan roti adalah garam yang halus, kering, tidak menggumpal, bersih, dan
mudah larut dalam air.
2). Bahan Pembantu
a. Gula
Menurut U.S. Wheat Associates (1983) diperlukan gula
pasir atau sukrosa (kadar 99,9%) untuk membuat adonan roti. Pada pembuatan
adonan roti manis, gula yang digunakan sebanyak 10 - 30% dan optimum pada
kisaran 15- 25% dari berat tepung. Gula yang diberikan pada pembuatan roti
merupakan makanan untuk yeast di dalam proses fermentasi. Gula yang tersisa
setelah proses fermentasi disebut sisa gula, akan memberikan warna pada kulit
roti dan rasa pada roti. Gula bersifat higroskopis (kemampuan menahan air),
sehingga dapat memperbaiki daya tahan roti dalam penyimpanan (U.S. Wheat
Associates, 1983).
Gula harus memenuhi persyaratan seperti berbentuk
kristal, berwarna putih (gula pasir) bebas dari serangga, infestasi jamur dan
kontaminan lainnya, mempunyai aroma khas.
b. Lemak
Dalam produksi roti, lemak berfungsi sebagai pengempuk
dan membantu menahan gas, sehingga gluten mengikat udara dan akhirnya membuat
volume roti menjadi lebih baik. Dalam hal ini disyaratkan bahwa lemak yang
digunakan antara lain bersih, segar, memiliki aroma dan rasa yang baik, bebas
dari ketengikan dan memiliki konsistensi yang lunak, tekstur plastis dan
berwarna putih atau kekuningan.
c. Susu
Tujuan pemakaian susu dalam pembuatan roti adalah untuk
mendapatkan status gizi, karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosa
dan kalsium. Susu juga memberikan pengaruh terhadap warna kulit (protein dan
gula) dan juga memperkuat gluten karena kandungan kalsiumnya (U.S.CJ heat
Associates, 1983).
d. Telur
Telur
berfungsi sebagai pengembang, pembentuk warna, perbaikan rasa, dan penambah
nilai gizi. Pada umumnya telur yang digunakan adalah telur ayam atau telur bebek.
Jika dalam adonan tidak ditambahkan telur, maka adonan harus ditambah cairan
walaupun hasilnya kurang memuaskan.
Roti yang empuk dapat diperoleh dengan menambahkan kuning telur yang lebih
banyak. Kuning telur banyak mengandung lesitin yang berperan sebagai
emulsifier. Bentuknya padat tetapi kadar airnya sekitar 50%. Sementara putih
telur kadar airnya 86%. Putih telur mempunyai sifat creaming yang lebih
baik dibandingkan kuning telur.
Telur
yang digunakan harus dipilih yang masih segar dengan ciri-ciri :
· Kulit
tidak retak.
· Bila
diteropong dengan bantuan lampu, kuning telur masih baik dan terletak di
tengah, serta gelembung udara masih kecil.
· Kekentalan/konsistensi
putih telur masih baik.
· Bila
dipecahkan dan disimpan pada piring kecil, posisi kuning telur berada di tengah.
· Bila
dimasukkan ke dalam segelas air, telur melayang telur sudah disimpan lebih dari
20 hari, kalau tenggelam dengan posisi berdiri telur sudah disimpan lebih lama
lagi. Kualitas telur yang baik adalah telur yang tenggelam dengan posisi
tidur/mendatar.
e. Improver dan bahan pengembang kimia
Improver biasa disebut juga pengembang, namun sebenarnya berbeda dengan
bahan pengembang kimia ( chemicalleavening agents ) . Improver memang berfungsi
membantu pengembangan terutama roti dan donat, tetapi tidak menghasilkan gas
pengembang karena senyawa atau bahan yang mengembangkan produk tersebut adalah gas
yang dihasilkan oleh ragi (yeast).
Bahan pengembang kimia dapat menghasilkan gas dalam adonan sehingga membuat
adonan mengembang tanpa perlu bantuan ragi. Tujuan penggunaan improver adalah :
· Berfungsi
melengkapi zat makanan yang dibutuhkan ragi, sehingga ragi tumbuh sempurna.
· Menghasilkan
gas serta prekursor flavor pada produk.
· Merupakan
penstabil (buffer) agar kondisi adonan tetap sesuai untuk perkembangan ragi.
· Penguat
gluten.
· Memperbaiki
warna kulit dan remah (crumb).
· Meningkatkan
volume.
· Memperpanjang
masa simpan
mantab http://www.myceisonline.com/sari-roti/ cek disini
BalasHapusTerimakasih untuk infonya walaupun masih banyak yg dikaji lagi
BalasHapus